SMA 1 MALUA ENREKANG
Hai sob kali ini gue lagi mau share materi tentang laporan praktikum kimia "pengaruh suhu terhadap lau reaksi" semoga saja loporan ini dapat memberikan sebuah manfaat sesuai apa yang anda ingin kan. Selamat mempelajari.
LAPORAN
HASIL PRAKTIKUM KIMIA
“MENGAMATI
KEPOLARAN SUATU SENYAWA”
Di
S
U
S
U
N
Oleh :
1. ARINI.
S
2. NURMIATI
KELAS XII IPA 1
SMA
NEGERI 1 MALUA
KAB.
ENREKANG
TAHUN
AJARAN 2017/2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat melaksanakan
sebuah praktikum dan menyelesaikannya dengan baik hingga menjadi sebuah laporan
praktikum.
Laporan praktikum ini adalah sebuah laporan yang kami
buat setelah kami melakukan praktikum mengenai Uji kepolaran suatu
senyawa. Laporan tersebut kami susun dengan sistematis dan sebaik mungkin
berdasarkan pada hasil praktikum yang sebenarnya.
Kami juga nengucapkan banyak terima kasih kepada
pihak-pihak yang sangat berperan penting dalam proses kegiatan praktikum
ini.terutama pada guru pembimbing yang sekaligus menjadi guru mata pelajaran kimia yang telah memberi bimbingan dan arahan kepada
kami. Tak lupa kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada
teman-teman sekalian yang telah membantu saat praktikum berlangsung.
Akhirnya , semoga laporan praktikum ini bermanfaat untuk
penlitian lanjutan. Kami menyadari sebagai manusia tidak luput dari kekurangan.
Oleh karena itu , kami akan menerima jika ada saran maupun kritik terhadap laporan
praktikum yang telah kami susun ini .
Malua, Agustus 2017
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
belakang
Senyawa polar : Senyawa yang terbentuk akibat adanya suatu
ikatan antar elektron pada unsur-unsurnya. Hal ini terjadi karena unsur yang
berikatan tersebut mempunyai nilai keelektronegatifitas yang berbeda. Contoh :
H2O, HCL, HF, HI dan HBr
Senyawa non polar : Senyawa yang terbentuk akibat adanya suatu
ikatan antar elektron pada unsur-unsur yang membentuknya. Hal ini terjadi
karena unsur yang berikatan mempunyai nilai elektronegatifitas yang sama/hampir
sama. Contoh : O2, CO2,CH4 dan Cl2
Ciri-ciri senyawa polar :
1. Dapat larut dalam air dan pelarut polar lain
2. Memiliki kutub( +) dan kutub (-) , akibat tidak meratanya
distribusi elektron
3. Memiliki pasangan elektron bebas (bila bentuk molekul diketahui) atau memiliki perbedaan keelektronegatifan.
Contoh : alkohol, HCl, PCl3, H2O, N2O5
Contoh : alkohol, HCl, PCl3, H2O, N2O5
Ciri-ciri senyawa non polar :
1.
Tidak larut dalam air dan pelarut polar lain
2.
Tidak memiliki kutub (+) dan kutub (-) , akibat meratanya distribusi
elektron
3. Tidak memiliki pasangan elektron bebas (bila bentuk molekul diketahui)
atau keelektronegatifannya sama
Contoh : Cl2, PCl5, H2, N2
Senyawa polar memiliki perbedaan
keelektronegatifan yang besar, perbedaan harga ini mendorong timbulnya kutub
kutub listrik yang permanen (dipol permanent). Jadi antar molekul polar terjadi
gaya tarik dipol permanent. Senyawa non polar memiliki perbedaan
keelektronegatifan yang kecil, bahkan untuk senyawa biner dwiatom (seperti
O2,H2) perbedaan keelektronegatifannya = 0 .
Bila terdapat senyawa non polar terjadi gaya
tarik dipol sesaat (gaya dispersi/ gaya london ) gaya ini terjadi
akibat muatan + inti atom salah satu atom menginduksi elektron atom lain
sehingga terjadilah kutub kutub yang sifatnya sesaat.
Polarisasi Ikatan
Kovalen
Suatu ikatan kovalen disebut polar, jika
Pasangan Elektron Ikatan (PEI) tertarik lebih kuat ke salah 1 atom. Contoh 1 :
Molekul HCl
Meskipun atom H dan Cl sama-sama menarik
pasangan elektron, tetapi keelektronegatifan Cl lebih besar daripada atom H.
Akibatnya atom Cl menarik pasangan elektron ikatan (PEI) lebih kuat daripada
atom H sehingga letak PEI lebih dekat ke arah Cl (akibatnya terjadi semacam
kutub dalam molekul HCl).
Jadi, kepolaran suatu ikatan kovalen disebabkan
oleh adanya perbedaan keelektronegatifan antara atom-atom yang berikatan.
Sebaliknya, suatu ikatan kovalen dikatakan non polar (tidak berkutub), jika PEI
tertarik sama kuat ke semua atom.
Contoh 2 : Dalam tiap molekul di atas, ke-2
atom yang berikatan menarik PEI sama kuat karena atom-atom dari unsur sejenis
mempunyai harga keelektronegatifan yang sama. Akibatnya muatan dari elektron
tersebar secara merata sehingga tidak terbentuk kutub.
Jadi dapat disimpulkan bahwa secara umum,
senyawa polar larut dalam pelarut polar, sedangkan senyawa nonpolar larut dalam
pelarut nonpolar. Air merupakan pelarut universal yang bersifat polar. Oleh
karena itu, air akan melarutkan senyawa-senyawa yang bersifat polar, dan
sebaliknya, tidak melarutkan senyawa nonpolar. Berdasarkan sifat pelarut air
tersebut, maka kita dapat mengetahui kepolaran suatu senyawa dengan menguji
kelarutannya dalam air.
1.2
Tujuan percobaan
1.
Mengetahui tingkat kepolaran
suatu senyawa
2.
Mengetahui berbagai senyawa molekul pada cairan bersifat polar atau
nonpolar terhadap medan listrik
1.3 Manfaat percobaan
Dapat mengetahui bahwa Suatu larutan dikatakan bersifat polar apabila
larutan tersebut tertarik saat didekatkan dengan medan listrik sedangkan suatu
larutan dikatakan bersifat non polar apabila larutan tersebut tidak tertarik
saat didekatkan dengan medan listrik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Senyawa
kovalen adalah senyawa yang terjadi antara unsur-unsur nonlogam dengan
unsur-unsur nonlogam melalui penggunaan elektron bersama. Senyawa-senyawa
kovalen umumnya memiliki ikatan yang kurang kuat dibandingkan senyawa-senyawa
ion. Senyawa-senyawa kovalen juga memiliki titik didih dan titik cair rendah.(Syirayukikasma,2011)
Menurut
bambang (2009) Senyawa polar adalah
senyawa yang terbentuk akibat adanya suatu ikatan antar elektron pada unsur-unsurnya.
Hal ini terjadi karena unsur yang berikatan tersebut mempunyai nilai
keelektronegatifitas yang berbeda.
Senyawa
non polar : Senyawa yang terbentuk akibat adanya suatu ikatan antar elektron
pada unsur-unsur yang membentuknya. Hal ini terjadi karena unsur yang berikatan
mempunyai nilai elektronegatifitas yang sama/hampir sama.(
fitrimarwaningsi,2013).
Senyawa
polar adalah senyawa yang terbentuk akibat adanya suatu ikatan antar elektron
pada unsur unsurnya. Hal ini terjadi karena unsur yang berkaitan tersebut
mempunyai nilai keelektronegatifitas yang berbeda. Senyawa non polar adalah
senyawa yang terbentuk akibat adanya suatu ikatan antar elektron pada
unsur-unsur yan membentuknya. Hal ini terjadi karena unsur yang berkaitan
mempunyai nilai elektronegatifitas yang sama/hampir sama.(lukman afandi,2013
memliki pengertian kemiripan dengan bambang.)
Ikatan yang terbentuk dari pemakaian bersama sepasang elektron (atau
lebih dari satu pasang ) antara dua atom disebut ikatan kovalen.Senyawa kovalen adalah senyawa yang terjadi
antara unsur-unsur nonlogam dengan unsur-unsur nonlogam melalui penggunaan
elektron bersama. (David E. Golberg, 2003).
Perbedaan
keelektronegativan dan bentuk molekul yang tidak simetri pada senyawa kovalen
mengakibatkan senyawa tersebut memiliki sifat polar. Pada senyawa kovaken polar
tejadi pengkutuban, artinya ada bagian yang bersifat lebih negatif dan ada
bagian yang bersifat lebih positif.
Elektronegativitas
adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan gaya tarik – menarik atom pada
elektron dalam suatu ikatan (James E. Brady, 1994). Sedangkan menurut David E.
Golberg (2003) elektronegativitas adalah ukuran semikuantitatif terhadap
kemampuan sebuah atom untuk menarik elektron yang terlibat dalam ikatan
kovalen.
BAB III
METODE
PERCOBAAN
3.1
Alat
3.
Statif adalah salah satu perlengkapan dalam laboratorium berupa batang besi / baja yang didirikan tegak pada
sebuah lempeng besi / baja yang menjadi aki /
dasarnya.
4.
Penggris mika. Digunakan untuk menguji kepolran suatu senyawa. Dengan menggosok
penggaris ke rambut (rambut di gunakan sebagai pengganti kain wol).
3.2
Bahan
Bahan-bahan
untuk menguji kepolaran suatu senyawa:
1. Rambut
2. Air
3. Alkohol 70%
4. Aseton
5. CCl4
Cara kerja
Cara
menguji kepolaran suatu senyawa antara lain :
1. Pasang buret pada statis
2. Masukkan larutan CCl4 kedalam buret sampai
hampir penuh
3. Gosoklah penggrais pada kain atau rambut
sehingga tersa hangat
4. Dekatkan pada potongan-potongan kertas sudah
tertarik berarti sudah bermuatan listrik.
5. Alirkan larutan CCl4 pada buret pada saat yang
sama dekatkan penggaris yang bermuatan listrik
6. Amati apa yang terjadi
7. Ulangi percobaan 5 dengan mengganti CCl4 dengan
alkohol,aseton,dan air.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Tabel
NO
|
CAIRAN
|
ALIRAN ZAT CAIR
|
|
DI BELOKKAN
|
TIDAK DI BELOKKAN
|
||
1
|
CCl4
|
-
|
ü
|
2
|
Aseton
|
ü
|
-
|
3
|
Alkohol
|
-
|
ü
|
4
|
Air
|
ü
|
-
|
4.2 Pembahasan
1.
Manaka diantara cairan tersebut yang termasuk
senyawa polar
2.
Mengapa senyawa-senyawa tersebut polar
Analisis data
Karena bermuatan, senyawa polar tentu dapat
menarik elektron. Medan magnet dan medan listrik mempunyai muatan juga. Sifat
itu dapat digunakan untuk menyelidiki kepolaran beberapa senyawa molekul. Polar artinya kutub, sehingga
dapat dikatakan bahwa senyawa-senyawa yang bersifat polar memiliki kutub. Jika
didekatkan magnet pada suatu senyawa polar yang mengucur, maka senyawa tersebut
akan bereaksi sehingga kucurannya akan mendekati atau menjauhi magnet.
1.
Air
Pada saat keran tabung buret dibuka, air mengucur ke dalam gelas kimia dan
didekatkan dengan penggaris plastik yang telah digosok pada rambut kering.
Ternyata, membuat aliran air yang semula lurus membelok ke arah medan listrik
yang dihasilkan oleh penggaris. Hal ini
karena Molekul air yang tersusun atas 2 atom H
dan 1 atom O merupakan ikatan kovalen polar.
Dianalisis
dengan : Senyawa
air memiliki rumus kimia H2O, artinya terdiri dari 2 atom hidrogen dan 1 atom
oksigen. Atom hidrogen memiliki elektron valensi 1 sedangkan atom oksigen
memiliki elektron valensi 6. Maka pada senyawa ini akan terbentuk 2 ikatan
kovalen tunggal dan memiliki pasangan elektron bebas. Sehingga senyawa ini
digolongkan pada senyawa polar.
2.
Aseton
Pada saat keran buret
dibuka, aseton yang mengalir menuju gelas kimia sewaktu didekati oleh penggaris
beraliran listrik tidak mengalami pembelokkan atau reaksi apapun. Hal ini
karena molekul aseton mempunyai ikatan kovalen polar.
Dianalisis dengan :Aseton
atau propanon memiliki rumus kimia CH3COCH3. Pada senyawa ini, ditemukan 3 atom
carbon, 6 atom hidrogen, dan 1 atom oksigen. Atom-atom ini membentuk ikatan
kovalen tunggal dan rangkap dua, dan pada senyawa ini tidak ditemukan pasangan
elektron bebas. Oleh karena itu, menurut struktur Lewis-nya, senyawa ini
dimasukkan dalam senyawa non-polar, meskipun pada percobaan digolongkan senyawa
polar. Pada dasarnya, senyawa ini merupakan senyawa semi-polar.
3.
Alkohol
Pada saat keran buret dibuka,
etanol yang mengalir menuju gelas kimia yang awalnya lurus sewaktu didekati
oleh penggaris beraliran listrik mengalami pembelokkan. Hal ini karena molekul
etanol mempunyai ikatan kovalen polar.
Dianalisis dengan :Senyawa alkohol dengan rumus
kimia C2H5OH tersusun dari 2 atom Carbon, 6 atom hidrogen, dan 1 atom oksigen.
Senyawa ini membentuk 8 ikatan kovalen tunggal dan tidak memiliki pasangan
elektron bebas sehingga termasuk senyawa polar.
4. CCl4
CCl4 Berdasarkan susunan ruang atom
molekul CCl4 berbrntuk simetris, 4 atom Cl tersebar di
sekitar atom C secara merata 4 arah. . Elektron tersebar merata, sehingga dapat
disimpulkan bahwa molekul CCl4 bersifat nonpolar. Dalam percobaan
ini pun dapat diketahui bahwa aliran larutan CCl4 tidak dapat tertarik
oleh penggaris yang bermuatan listrik , ini menandakan bahwa CCl4 memiliki
sifat nonpolar.
BAB V
KESIMPULAN
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa apabila suatu benda bermuatan listrik
didekatkan pada cairan tertentu maka akan ada reaksi yang berbeda-beda
tergantung molekul cairan tersebut.
Reaksi pembelokan
suatu cairan ketika didekati benda bermuatan listrik terjadi apabila cairan
tersebut mempunyai ikatan kovalen polar. Sedangkan apabila tidak ada reaksi
maka cairan tersebut mempunyai ikatan kovalen Non polar.
DAFTAR PUSTAKA
David, E.G.,2003,Kimia Untuk Pemula, Alih Bahasa: Sherly
Affandy, Edisi Kedua, Penerbit Erlangga, Jakarta
James,E.B., Kimia Universitas : Asas & Struktur , Alih
Bahasa: Sukmariah Maun,Kamianti Anas Dan Tilda S. Sally, Binarupa
Aksara,Tangerang
No comments:
Post a Comment