Sunday, July 30, 2017

Laporan Praktikum Kimia uji korosi pada paku

SMA 1 MALUA ENREKANG,
Hai sob,, kali ini gue mau share laporan praktikum kimia "Korosi". semoga laporan ini  dapat memberikan manfaat. by Ariny

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
KOROSI”
DI
S
U
S
U
N
OLEH :
1.   Arini S     4. Aditya
2.   Herniati       5. Hardianto
3.   Sunaryo      6. Muhlis
7. Aqsa Muharram
XII IPA 1
SMA NEGERI 1 MALUA
2016


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang percobaan
Korosi merupakan sistem termodinamika logam dengan lingkungannya, yang berusaha untuk mencapai kesetimbangan. Sistem ini dikatakan setimbang bila logam telah membentuk oksida atau senyawa kimia lain yang lebih stabil. Pencegahan korosi merupakan salah satu masalah penting dalam ilmu pengetahuan dan teknologi modern.
Besi adalah salah satu dari banyak jenis logam yang penggunaannya sangat luas dalam kehidupan sehari-hari.Namun kekurangan dari besi ini adalah sifatnya yang sangat mudah mengalami korosi. Padahal besi yang telah mengalami korosi akan kehilangan nilai jual dan fungsi komersialnya. Ini tentu saja akan merugikan sekaligus membahayakan.
Oleh karena itu, dengan pentingnya mempelajari pencegahan korosi percobaan kali ini difokuskan oleh masalah tersebut dan akan dipaparkan logam-logam apa sajakah yang dapat menghambat terjadinya korosi. Proses perkaratan pada besi dapat berlanjut terus sampai seluruh bagian dari besi hancur. Hal ini disebabkan oksida-oksida besi yang terbentuk pada peristiwa awal korosi akan menjadi katalis (otokatalis) pada peristiwa korosi selanjutnya.
B.     Tujuan percobaan
·         Mengamati faktor-faktor yang menyebabkan korosi pada logam
·         Untuk dapat mengetahui proses korosi dan paku manakah yang menjadi berkarat setelah dimasukkan ke zat cair
C.    Manfaat percobaan
·         Dapat mengetahui sifat dari berbagai bahan terhadap besi.
·         Dapat menambah informasi mengenai korosi (karat).
·         Dapat menambah pengetahuan tentang larutan elektrolit.
·         Dapat melatih siswa agar terampil dalam melakukan kegiatan praktikum.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.    Pengertian Korosi
Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Contoh korosi yang paling lazim adalah perkaratan besi.
Sebagian orang mengartikan korosi sebagai karat, yakni sesuatu yang hampir dianggap sebagai musuh umum masyarakat. Karat (rust) adalah sebutan yang belakangan ini hanya dikhususkan bagi korosi pada besi, padahal korosi merupakan gejala destruktif yang mempengaruhi hampir semua logam.Walaupun besi bukan logam pertama yang dimanfaatkan oleh manusia, tidak perlu diingkari bahwa logam itu paling banyak digunakan, dan karena itu, paling awal menimbulkan masalah korosi serius. Karena itu tidak mengherankan bila istilah korosi dan karat hampir dianggap sinonim (Chamberlain, 1991).
Reaksi reduksi oksidasi merupakan reaksi yang disertai pertukaran elektron antara pereaksi, yang menyebabkan keadaan oksidasi berubah. Dari sejarahnya, istilah oksidasi diterapkan untuk proses-proses dimana oksigen diambil oleh suatu zat. Maka reduksi dianggap sebagai proses dimana oksigen diambil dari dalam suatu zat. Kemudian pengangkapan hidrogen juga disebut reduksi, sehingga kehilangan hidrogen harus disebut dengan oksidasi. Sekali lagi reaksi-reaksi lain dimana baiik oksigen maupun hidrogen yang tidak ambil bagian belum bisa dikelompokkan sebagai oksidasi atau reduksi sebelum definisi oksidasi dan reduksi yang paling umum, yang didasarkan pada pelepasan dan pengambilan elektron, disusun orang (Svehla, 1990).
B.     Faktor-faktor yang mempengaruhi korosi
 Terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi korosi suatu logam, yaitu faktor metalurgi dan faktor lingkungan.
1.      Faktor Metalurgi
Faktor metalurgi adalah pada material itu sendiri. Yang termasuk dalam faktor metalurgi antara lain :

a.       Jenis logam dan paduannya
b.       Morfologi dan homogenitas
c.       Perlakuan panas
d.       Sifat mampu fabrikasi dan pemesinan
2.    Faktor Lingkungan
Faktor-faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi korosi antara lain:
a.     Komposisi kimia
Ion-ion tertentu yang terlarut di dalam lingkungan dapat mengakibakan jenis korosi yang berbeda-beda.Misalkan antara air laut dan air tanah memiliki sifat korosif yang berbeda dimana air laut mengandung ion klor yang sangat reaktif mengakibatkan korosi.
b.  Konsentrasi
Konsentrasi dari elektrolit atau kandungan oksigen akan mempengaruhi kecepatan korosi yang terjadi. Pengaruh konsentrasi elektrolit terlihat pada laju korosi yang berbeda dari besi yang tercelup dalam H2SO4 encer atau pekat, dimana pada ,  akan mudah larut dibandingkan dalam H2SO4 pekat.
c.   Temperatur
Pada lingkungan temperatur tinggi, laju korosi yang terjadi lebih tinggi dibandingkan dengan temperatur rendah, karena pada temperatur tinggi kinetika reaksi kimia akan meningkat.
d.  Gas, cair atau padat
Kandungan kimia di medium cair, gas atau padat berbeda-beda. Misalkan pada gas, bila lingkungan mengandung gas asam, maka korosi akan mudah terjadi (contohnya pada pabrik pupuk). Kecepatan dan penanganan korosi ketiga medium tersebut juga dapat berbeda-beda.Untuk korosi di udara, proteksi katodik tidak dapat dilakukan, sedangkan pada medium cair dan padat memungkinkan untuk dilakukan proteksi katodik.
e.   Kondisi biologis
Mikroorganisme seperti bakteri dan jamur dapat menyebabkan terjadinya korosi mikrobial terutama sekali pada material yang terletak di tanah.Keberadaan mikroorganisme sangat mempengaruhi konsentrasi oksigen yang mempengaruhi kecepatan korosi pada suatu material.

BAB III
METODE PERCOBAAN
A.    Alat dan bahan
1.      Alat
·         Gelas plastic bening sebanyak 16 buah
·         Paku besi yang tidak berkarat sebanyak 16 buah
·         Plastic bening atau kertas sebagai penutup
·         Karet gelang
·         Amplas
·         Label
2.       Bahan
·         Larutan cuka
·         Air
·         Air panas
·         Air sabun
·         Minyak goreng
·         Garam
·         Air garam
·         Kapas
B.     Cara kerja
1.      Gosok paku dengan amplas sehingga berubah menjadi warna putih
2.      Susunlah rangkaian percobaan dengan 16 buah gelas plastik. 8 gelas plastik untuk percobaan yang terbuka (terkena oleh udara)  dan 8 gelas lagi yang tertutup oleh plastik (tidak terkena oleh udara)
3.      Masukkan semua zat cair kedalam gelas platik dan masing-masing gelas masukkan sebatang paku barukuran 3cm.
4.      Tutup gelas plastik untuk bagian yang tidak terkena oleh udara dengan plastik dan karet gelang
5.      Simpan botol tersebut selama ±14 hari (2 minggu) 
6.      Amati perubahan yang terjadi
 

BAB IV
                                          HASIL DAN PEMBAHASAN             
A.    Tabel
No
Keterangan
Minggu pertama
(senin-sabtu)
Minggu kedua
(senin-sabtu)
1.
Air panas
Air panas (tertutup)
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+












2.
Air garam
Air garam (tertutup)
+





+
+
+
+
+
+












3.
Air sabun
Air sabun (tertutup)
-
-
-
-
+
+
-
-
-
-
+
+












4.
Air cuka
Air cuka (tertutup)
-
*
*
*
*
*
-
*
*
*
*
*












5.
Garam
Garam (tertutup)
+
+
+
+
+
+
-
+
+
+
+
+












6.
Minyak goreng
Minyak goreng (tertutup)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-












7.
Kapas
Kapas (tertutup)
-
-
-
+
+
+
-
-
-
-
-
-












8.
Air biasa
Air biasa (tertutup)
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+












Keterangan :
·         -             : Tidak berkarat
·         +            : Mulai berkarat
·         ++          : Pertambahan karatan
·         *             : Paku berwarna hitam                                                  
                                                                                                


B.     Pembahasan
o   Gelas 1 & 2 (berisi paku + air panas dan paku + air panas + tertutup) gelas A dan B Terjadi perkaratan pada hari pertama dan karatan semakin bertambah sampai pada hari ke 14 (minggu kedua). Sebagian karat menempel pada paku dan sebagian lagi larut dalam air. Warna air mulai berubah menjadi kuning kecoklatan.
o   Gelas 3 & 4  (berisi paku+air dan Paku + air + tutup) permukaan gelas A dan B pakunya mulai berkarat pada hari ke-1. Pada hari ke-3 airnya juga sudah keruh dan karatnya bertambah. sampai pada hari ke-14 selalu mengalami pertambahan karatan.
o   Gelas 5 & 6 (berisi paku + air garam dan paku + Air garam + tutup) pada bagian paku+air garam permukaan pakunya sudah berkarat pada hari ke-1 dan airnya juga sudah keruh. Sampai hari selanjutnya mengalami perubahan lagi. Pada hari ke 8 dan ke 9 perkaratannya mengendap ke dasar. Sedangkan pada paku + air garam + tutup permukaan pakunya berkarat pada hari ke-2 dan hari selanjutnya mengalami pertambahan karatan.
o   Gelas 7 & 8 (berisi paku+air sabun dan Paku + air sabun + tutup) pada hari pertama sampai pada hari ke-9 masi belum mengalami perkaratan dan pakunya berkarat setelah hari ke 10 sampai pada hari ke-14 mengalami pertambahan karatan.sedangkan paku + air sabun + tertutup pada hari pertama sampai pada hari ke-4 masi belum mengalami perkaratan  dan pakunya berkarat setelah hari ke-5, hari selanjutnya megalami pertambhan karatan.
o   Gelas 9 & 10 (berisi paku+ air cuka dan paku + air cuka + tutup) Paku pada masing-masing gelas  berwarna hitam. Tidak ditemukan adanya karat. Pada hari ke-6 gelas terbuka dan tertutup mengalami perubahan warna pada air. Air berubah menjadi warna orange pada hari 7. Air cuka ang terbuka paku makin  menghitam dan air habis sedangkan pada air cuka yang tertutup paku semakin hitam dan air tidak habis.
o   Gelas 11 & 12 ( berisi Garam+ paku dan Gram + paku + tertutup ) pada garam yang terbuka lebih cepat mengalami perkaratan dibandingkan dengan garam yang tertutup. Garam yang tertutup menglami korosi setelah pada hari ke-3 sedangkan garam yang terbuka mengalami korosi pada hari pertama.
o   Gelas 13 & 14 ( berisi paku + kapas dan paku + kapas + tutup ) pada paku + kapas yang terbuka tidak  mengalami perubahan atau tidak berkarat pada hari pertama sampai hari ke-3, setelah hari ke-4 telah menglami perkaratan sampai pada hari ke-14 (perkaratan setiap hari bertambah) sedangkan pada paku + kapas + tutup tidak menglami perkaratn selama 9 hari tetapi pada hari selanjutnya telah mengalami perkaratan dan bertambha setiap hari sampai pada hari ke 14.
o   Gelas 15 & 16  (berisi minyak goreng + paku dan minyak goreng + paku + tutup) pada gelas terbuka dan gelas tertutup tidak mengalami perubahan atau tidak berkarat dari hari pertama sampai pada hari ke-14
                                                                                                                     

                                                                                                              
                                














BAB V
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Korosi adalah proses suatu logam mengalami reaksi oksidasi di udara bebas. Korosi juga merupakan reaksi redoks antara logam dengan zat yang ada di sekitarnya dan menghasilkan senyawa yang tidak dikehendaki. Senyawa tersebut biasanya berupa oksida logam atau logam karbonat.
 Faktor yang menyebabkan terjadinya korosi :
1.  Oksigen
2.  Air
3.  Keektrolitan larutan
4.  Permukaan logam
5.  Sel elektrokimia
B.      Saran
Setiap melakukan praktikum diharapkan untuk dapat memperhatikan prosedur kerja serta memperhatikan keselamatan kerja. Selain itu, diusahakan untuk memperbanyak referensi guna memudahkan kita baik dalam melakukan praktikum maupun dalam penyusunan laporan praktikum.





DAFTAR PUSTAKA
Cahamberlain.1991. KIMIA Untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta : Setia Aji. Svehla, 1990. Kimia untuk Universitas Jilid 1.


Jakarta : Erlangga

No comments:

Post a Comment