Friday, July 28, 2017

Contoh cerpen "saat sahabt selalu pergi" baper

Hai sob..
baru kali ini gue beljar nulis di blog.. semoga kalian suka. eh gue mau shere dikit tentang cerita masa SMA tapi masi banyak kok kelanjutanya kalo kalian suka. gue cuma coba kali ini aja. judulnya HOPE kalian tau kan artinya HOPE. na kalian harus baca ya cerita ini. semoga kalin suka deh.. hehehe

SAAT SAHABAT SELALU PERGI
Aku tidak tau yang membuatku ingin berubah menilainya hingga Menghabiskan waktu untuk mengikutinya diam diam. melihatnya dari jauh, berhalusinasi berbicara dengannya dan juga ingin bercanda satu sama lain. Sikapku terhadapnya entah harus bagaimana. Wajahnya mulai terisi di dalam pikiran ku dan sempat hadir dalm mimpiku. Ketika dia tanpa sengaja dia menolehku aku sengaja berpura pura tdk melihatnya, setela merasa sudah tidak ada lagii olehan itu barula aku meliriknyaa dan sialnya tanpa aku sadari dia tiba tiba melihatku, masi menatapku hingga yang kulakuakn adalah  menunduk seolah aku yang jadi korban dari penatapan itu.
Tiap detik, menit, dan jam selalu saja orang bertambah juga makin berkurang. Aku berinisiatif untuk pulang. belum jauh dari posisiku aku kembali berbalik arah dan melihatnya yang sekarang tak lagi sendiri  entah itu siapa lalu pikiranku tidak akan salah ketika melihatnya berpegan tangan. Hatiku sontak berkata benar aku tidak pantas dengannya. Selalu saja aku salah langka dalam memilih. Aku menegakan kepalaku kembali lalu tersenyum dan berkata kenapa aku baru peduli di saat  sudah mencampakkanya dulu. Seketika itu gerankanku mala jadi ingin kembali mencari duduk menikmati rasa pahitnya tapi tidak pada tempat semula.
“Bisa ka kamu menghiburku di saat seperti ini ?” dering pesan masuk ketelfon Leri. Diluar dari dugaanku leri sudah ada disini tidak selama yang kupikirkan. “Nindy ?, panggilnya seraya membangunkan kediamanku. “Are you okey ?” tanyanya lagi. Dengan lesu Ku jawab aku tak baik baik hari ini Ler. Selalu saja Leri sudah sangat mengerti sikap Nindy di saat seperti ini. “Nin bisa gak kamu menjawab pertayaanku dengan cepat dengan satu kata saja ?” tergantung susuai pertayaan Ler, jawab Nindy asal. “seandainya ya kamu jadi dokter, bisa gak kamu memberikan solusi pada pasien yang kamu tidak tahu penyakitnya ?”. aku lalu terdiam mengerti maksud Leri. “walaupun pasien itu memberitahu namanya aku tetap tdk tahu apa yang harus ku lakukan jika seandainya aku jadi dokter itu Nin. ”baikla Ler, Namanya Nathan, Dia sahabatku sama seperti kamu sebelumnya. 1 tahun yang lalu Kami banyak menghabisakn waktu bersama. Hingga sore itu entah apa yang di pikirikannya Nathan mengakui perasaanya padaku. Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan dengan terpaksa saja aku menerima cintanya tanpa berpikir panjang. Sejak saat itu hubungan kami cukup bertahan lama tanpa rasa sukaku padanya hingga Aku begitu canggung dibuatnya.  Aku tidak habis fikir Nathan akan menyukaiku sejau ini. suatu ketika Nathan mengetahui aku  memiliki hubungan dengan Pandu. Kakak senior yang ku pacari lebih lama di banding Nathan. Sikap Nathan terhadap ku sudah sangat berbubah sejak Nathan mengetahuinya. Aku mencari pandu agar bisa menghiburku di saat seperti ini dan yang mala kudapatkan adalah kebenaran terhadap Pandu yang hanyala memanfaatkan ku sebagai dompetnya saja. Sikapku bleng  masing masing memikirkan mereka dan lebih lebih lagi tentangku. Nathan sudah tidak ingin berbicara bahkan menatapku pun sekali. Yang membeuatku heran ketika Nathan menatapku hari itu sejenak saja. Lalu aku tersenyum berfikir nathan akan memafkanku, namun dugaanku tentang itu salah, Nathan mala menunggu panggilan dari ibu guru agar maju ke depan mengucapkan salam perpisahan kepada teman teman kelas. Tentu saja sontak membutku kaget. Aku pun lesu dengan rasa penyesalan bukan kerena Nathan pindah karena ku.  Sejak saat itu Hari hampa tanpanya. Aku  merindukannya lalu hati ku berkata aku baru menyukaiya ketika sudah kehilanganya. Aku pun menangis. Dan sekarang tangannya sudah di raih oleh orang lain. Saat melihatnya  Aku seolah olah menjadi korban dari semua ini padahal akula pembuat ulah. andai aku tahu akan berakhir seperti ini aku tidak ingin menerimanya sejak itu .” Leri pun hanya bisa tersenyum melihat Nindy yang menahan kesedihannya.
Semua perasaan itu akhirnya membutku mengerti dengan kondisiku yang sekarang seperti ini. pasien yang kamu maksud sudah menceritakan penyakitnya sahut Nindy menatap leri seolah pasranya. Maafkan jika beberapa hal dariku yang tidak penting yang harus kamu ketahui, so, apa Dokter itu bisa menangani pasiennya ? tanyanya balik. “bagaimana jika aku ingin mengetahui semua agar aku bisa memperbaikinya ?” tanya leri. nindy hanya terdiam saja. “tidak masalah jika kamu tidak bisa  melupakan Nathan aku baik baik saja walau aku tidak nomor satu bagimu, sebab aku tahu cinta terbaik ketika ingin memulainya bersama, jika kelak kau punya waktu yang ingin kamu bagi dengan ku aku tetap menunggu mu. Bisaka aku lebih dari sahabatmu ?,,, tak apa jika kamu tak bisa menjawabnya sekrang, asal jangan kelamaan nanti ada kadaluarsanya juga., itu kata Dokter Nin, aku tidak tau Pasein akanka menerima obatnya. sahut Leri menatap Nindy. Aku juga tidak mengerti apa yang ada di pikiran mu Ler, Kita sahabat aku tidak mungin kehilangan Sahabatku yang kedua, aku rasanya tidak ingin mengulanginya lagi Ler. Bagaimana jika sahabat itu bahkan menjadi selamanya selalu ada Nin ?, tanyanya lagi. aku pun hanya terdiam saja. Dan kalau saja kamu takut, aku bisa mundur Nin, jelas Leri menjawab kediaman Nindy. Tentu saja itu membuatku lebih terdiam lagi. Sejam yang lalu kami menikamati kehadiran senja.  Leri bangkit dari duduk seraya ingin berpamitan kepadaku, mungkin aku harus lebih duluan aja Nin, sahutnya tetep lembut seperti biasa. Aku hanya membalasnya dengan sunyuman tipis. Belum jauh dari posisiku, aku berpikir Leri terlalu baik padaku tapi aku juga tidak ingin kehilanganya. Aku berubah pikiran juga, tidak ingin larut lagi dalam masa laluku. Langkahnya pun semakin jauh, tapi dia masi terlihat. aku mengirimkan pesan padanya.
Saat itu juga pesan itu masuk, ” Tak apa jika kamu tidak nomor satu bagiku sekarang, tapi jadilah nomor satu suatu nanti. kepalanya sudah tertunduk melihat handponnya lalu berbalik, kulihat Dia tersunyum saat aku mulai mendekatinya., ‘’ halo ?” (sambutan tangannya seakan aku baru mengenalnya). “tentu saja aku menjemput sambutan tangannya juga, Nindy, balasku tersenyum. sebelum itu Dia menatap handponenya lagi. Arahku berbalik mendengar yang memenggilku, Aku langsung bisa menebaknya itu suara Nathan. Tak kusangka Nathan dan gadis itu mendekati kami dengan langsungnya mencium pipi Leri. “ aku manda, teman Leri, lebih tepatnya Pacar, sapanya sambil melambaikan tangannya padaku”. aku hanya memendang Leri saja lalu mendongak ke wajah Nathan. “ Maaf Nin, Dia pacar aku dan sebelumnya Nathan sahabatku sama seperti kamu, hanya saja Dia lebih dekat denganku”. Aku pun masi belum mengerti juga. Kesalnya lagi di tambah saat nathan mala memberikan sambutan Halo padanya.
Air mataku rasanya tak bisa kubendung lagi, hingga keluar setetes dengan cepat ku usap lalu hembuskan nafasku dan berkata “ imajinasi Dokter itu sangat buruk, seandainya pasien itu tau kalau obatnya mala membuatnya akan mati, maka akan lebih baik jika pasien tidak menerima obatnya walau sekalipun dalam keadaan kritis. “ Leri tersenyum risih melihatku, dan apa lagi Nathan  yang seolah tak mengenalnya lagi. keugenggam tanganku erat. Gadis itu meminta Leri dan Natahan agar pulang secepatnya saja. Nathan tersenyum lagi menatapku lalu pergi dengan merangkul gadis itu. tinggal la leri dengan wajah yang polos, setelahnya aku mendongak dengan ekpresi yang tak bisa lagi ku ungkapakan dengan kata. “ Hai , aku menyapa dengan sunyum natural terbaikku. Lalu kuluapkan sedikit perasaaanku, “Dunia tidak akan selalau mengelilingmu, sesuai apa yang kamu inginkan. Tugas mu menjadi sahabat sudah berkurang dan tidak lebih, aku hanya sunggu kecewa. Bebarapa niat hanya memang di biarkan agar terwujud namun tak ku sangka hasil niatmu seperti ini. aku harap kau tidak akan melakukannya lagi, agar orang lain tidak merasakan jadi seperti aku.
Dan biarkan aku bertanya padamu, kenapa kamu melakukan ini, kenapa ? apa yang salah kulakukan padamu ?”. lalu ku ucapakan selamat padanya. Tanpa rasa berdosa Leri masi mengajukan tangannya sebagai salam perpisahanku. Aku menyambutnya dan berkata perangkap yang paling ampu itu di mulut, lain kali jangan sembarangan percaya sekalipun itu sahabatmu karena banyak diantara mereka hanya manis di mulut saja dan itu sudah terbukti, sambil kulepaskan tanganku. Kau perlu tau aku tidak membencimu malahan aku mulia menyukaimu hari ini hanya saja aku sudah tidak ingin melihat wajah mu lagi dan kuberitahu padamu ”Gadis mu telah menunggu sejak dari tadi.
Bagimana dengan esok ?, tanyanya tanpa nyambung. Jangan pikirkan esok, hari ini saja aku bisa tanpa sahabat, mungkin sahabat yang sekrang hanya menjadi pelajaran bagiku. aku kemudian membelaknginya lalu selangka demi selangka hingga makin menjau darinya, air mataku mulai mengalir namun hati ku berkata ini bukan pertama kalinya, tapi aku sadar membuatku berhenti berjalan kemudian ku usap wajahku dengan pelan, lalu ku tampakkan senyum natural terbaikku untuk senja yang sedang menjemput malam.
(Leri menunduk dengan wajah yang lesu, membelakangi Nindy  kemudian kembali menatap handponenya yang berisi  pesan dari Nathan  tentang “Campakkkan Dia ya, dengan berpura pura manda jadi pacar mu”).

No comments:

Post a Comment